Jenius adalah sebuah ungkapan yang ditujukan bagi orang-orang yang
memiliki kemampuan tak biasa yang berbeda dengan yang lainnya. Kita
mengenal Steve Jobs, Bill Gates, hingga Albert Einstein yang merupakan
tokoh-tokoh jenius di dunia. Dengan kejeniusannya mereka telah merubah
dunia. Semua orang di dunia mulai terbantu dengan penemuan yang mereka
temukan.
Namun dibalik kejeniusannya, sejumlah tokoh dunia ternyata memiliki kebiasaan yang cenderung aneh.
Entah karena pemikirannya yang begitu mendalam atau memang
keingintahuan yang tinggi sehingga mereka berperilaku demikian. Sehingga
banyak orang tidak mengerti dengan apa yang dilakukannya.
Tak jarang, sejumlah ilmuwan juga dikenal dengan kepribadian eksentrik
atau polimatik sehingga tidak bisa dibaca pikirannya oleh orang biasa.
Berikut ini ada beberapa kebiasaan aneh yang kerap dilakukan tokoh
jenius dunia, yang mungkin belum Anda ketahui.
Steve Jobs
Siapa yang tidak mengenal Steve Jobs. Mendiang mantan CEO Apple Inc ini
lahir di San Francisco, California, Amerika Serikat. Dibalik kejeniusannya menciptakan teknologi masa kini, ternyata dia selalu bersikeras untuk mengecat putih semua dinding.
Tak jarang, pria yang pernah mendapat penghargaan National Medal of Technology and Innovation ini menggunakan sarung tangan putih untuk membersihkan debu.
"Setiap kali melihat ada bintik di mesin atau lantai pabrik Apple, dia selalu membersihkannya. Bahkan saat dia sekarat karena menderita kanker, Jobs juga meminta untuk merancang ulang oksigennya karena dianggap kurang bersih," ujar salah seorang pegawai, Coleman.
"Saat dia terbaring di ranjang rumah sakit, dia juga pernah merobek oksigen karena membenci desainnya. Tentu, ini sangat mengejutkan para dokter, Jobs kemudian memerintahkan mereka untuk memberikan lima desain masker baru," lanjutnya.
Thomas Jefferson
Mantan Presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson juga memiliki
kebiasaan aneh. Dia selalu membaca 15 jam sehari untuk menyelesaikan
kuliah dalam 2 tahun. Selain itu, dia juga selalu menghitung setiap sen
uang di tabungannya.
Selama 60 tahun, menurut pengawas di Monticello, Jefferson selalu
mengamati setiap sen di buku rekening. Bila ada yang terlewat, dia bisa
seperti orang kebingungan dan akan menanyakannya.
Alfred Kinsey
Biolog asal Amerika Serikat ini begitu tertarik dengan penelitian seks.
Dia pernah meneliti 8.000 orang mengenai sejarah seks mereka. Tak hanya
itu dia merupakan satu-satunya orang yang memiliki koleksi buku seks
terbanyak di dunia dan menomorinya satu per satu. Dia mengatakan,
memiliki 7985 buku seks di lemarinya.
Dibalik kejeniusannya, ternyata Kinsey juga tertarik dengan seni
keramik. Dia termasuk kolektor seni keramik dari Peru. Anehnya, dia
pernah tiba-tiba keluar dari koper lusuh dan kantong plastik oranye dari
sebuah department store di Budapest.
Howard Gardner dari Harvard mempelajari keanehan ini dan menemukan,
orang-orang jenius cenderung mengisolasi diri dan egois. Mereka
menganggap, tanpa pengorbanan besar tidak akan mampu menggapai prestasi.
Tapi dalam beberapa kasus seperti Mahatma Gandhi mereka melakukan
eksistensi dengan melakukan pertapa. Ada pula yang mengisolasi diri
seperti Einstein atau Alexander Graham Bell. Sedangkan dalam kasus
Picasso, melibatkan eksploitasi individu lainnya.
"Secara pribadi, Anda mungkin tidak perlu khawatir batasan antara jenius
dan keanehan. Tapi Anda bisa belajar dari orang-orang jenius tersebut
mengenai apa yang mereka lakukan karena mereka mencintainya. Jadi
walaupun mereka menghabiskan waktu, mereka selalu menikmati prosesnya
dan akhirnya sukses," kata Gardner.
Sir Isaac Newton
Dengan begitu banyaknya kontribusi di bidang fisika dan mekanika, Sir
Isaac Newton terkenal sebagai pemikir ulung. Memang, dari berbagai jajak
pendapat mengenai kedua ilmuwan ini menunjukkan bahwa publik sepakat
kalau Newton bahkan melebihi Einstein dalam hal pengaruh.
Menurut ensiklopedia Britannica Newton mengalami psychotic
tendencies dan mood swings. Selain itu, berbagai surat yang dibuatnya
menyimpulkan bahwa secara teoritis ia menderita skizofrenia. Ayah Newton
meninggal sebelum ia lahir, dan ia dipisahkan dari ibunya antara usia
dua dan 11.
Gangguan mental yang dialaminya mungkin akibat dari trauma yang berkepanjangan akibat masa kecilnya.
Ludwig van Beethoven
Kontribusi Beethoven di dunia musik sangat monumental. Kegairahannya dan
musikalitasnya yang begitu intensif dan cemerlang membawa musik
instrumental ke jenjang yang baru. Namun, sang komposer memiliki
kehidupan yang sukar. Ayahnya seorang pemabuk berat dan besar dalam
keluarga yang tidak harmonis sampai umur 18 tahun.
Satu masalah tragis yang dihadapinya adalah bahwa ia harus mulai
kehilangan pendengarannya sejak berumur sekitar 30 sampai 49 tahun, yang
sepertinya dampak dari pemukulan yang dilakukan ayahnya. Hebatnya, ia
justru sanggup menggubah karya karya masterpeace-nya saat ia benar-benar
tuli.
Beethoven beberapa kali menuliskan sejumlah surat kepada saudaranya,
banyak dari tulisan itu menceritakan keinginannya untuk bunuh diri.
Francois Martin Mai berpendapat bahwa sang maestro terindikasi mengidap
bipolar depression, hal itu dituliskannya dalam buku “Diagnosing
Genious”.
Mai juga menduga kuat bahwa Beethoven banyak menghabiskan masa hidupnya mengidap bipolar disorder.
Edgar Allan Poe
Terkenal dari puisinya yang berjudul “The Raven” Edgar Allan Poe,
seorang penulis yang sering mengarang kisah-kisah detektif dan cerita
horror. Ia memiliki gaya penekanan yang kuat dan terstruktur dalam
cerita-ceritanya. “The Murders in the Rue Morgue”, yang terbit tahun
1841, disebut-sebut sebagai kisah modern detective pertama.
Sekalipun memiliki skill menulis, Poe terkenal sebagai seorang pemabuk,
dari surat-suratnya terungkap bahwa ia bermasalah dengan suicidal
thoughts.
Tidak ada yang tahu penyebab dan banyak hal mengenai kematiannya di umur
40 tahun, tapi mungkin karena sakit jantung yang disebabkan
kebiasaannya yang suka mabuk itu. Berdasarkan pengamatannya pada
surat-surat Poe, Kay Redfield Jamison berspekulasi bahwa Poe mengidap
manic-depressive, atau yang sekarang disebut bipolar disorder.
Di dalam bukunya, dia beranggapan kreatifitas yang dimiliki seorang Poe
berkembang dari sebuah kegilaan. Dia menulis “mind-sickness dapat
memunculkan cosmic-perspectif yang membuahkan kreatifitas mengalir
deras”.
Vincent van Gogh
Lukisan-lukisan Vincent van Gogh , seperti “Starry Night” dengan cepat
dikenali dari keunikan dan ekspresi sapuan kuas. Namun, itu tidak
membuat van Gogh mendapatkan popularitas sampai pada kematiannya. Tetapi
sekarang ia dianggap salah satu yang terbesar dalam sejarah pelukis.
Kehidupan Van Gogh sangatlah tersiksa.
Hampir semua orang mengenalnya sebagai seorang pelukis yang memotong
sebagian telinganya sendiri. Dia diduga kuat pernah “mabuk” terpentin
dan pernah mencoba makan cat. Tragisnya, ia bunuh diri pada tahun 1890.
Penulis D. Jablow Hershman dan Dr Julian Lieb mengatakan dalam buku
mereka “Manic Depresi dan Kreativitas” bahwa van Gogh telah mengalami
bipolar disorder. Dalam bukunya “Touched with Fire” Dr Kay Redfield
Jamison menemukan kesimpulan yang sama.
Dia juga membahas seni van Gogh dalam hubungan dengan penyakit mental.
Misalnya, ia mencatat bahwa pola musiman yang khas dari suasana hati dan
psikosis sejajar dengan produktivitas van Gogh, yang juga bervariasi
oleh musim. Sedangkan yang lain mengira ia menderita skizofrenia
No comments:
Post a Comment